Bismillah

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‎​​​
Dengan nama ALLAH yg Maha Pengasih Maha Penyayang
In the name of ALLAH the Most Gracious the Most Merciful

Monday, December 15, 2014

Old School Liverpool

Liverpool musim ini kembali jadi pesakitan. Entah kenapa, di musim ketiganya membesut Liverpool, Brendan Rodgers malah seperti manager baru yang masih belajar menangani klub sebesar Liverpool. Setelah apa yang dicapai dan diperlihatkan Liverpool musim lalu, hasil yang didapat musim ini jelas aneh. Faktor Suarez? I disagree. Masa sih Suarez se-dewa itu? Masa iya dia bisa menentukan nasib Liverpool sendirian? Tanpa bantuan temen2nya musim lalu (yang sekarang masih di Liverpool), Suarez bisa apa? Sepakbola adalah permainan tim. Istilah "one-man-team" atau "Suarez FC" itu cuma untuk nyinyir aja, dibuat oleh orang2 yang ga suka lihat kehebatan Liverpool musim lalu. Ada beberapa pertandingan musim lalu dimana Suarez tampil buruk dan Liverpool tetap menang. Suarez ga bikin gol tapi temannya bikin gol dan Liverpool menang. Intinya, it's not about Suarez. 100% sure.

Jadi apa dong? Saya tidak akan bahas taktik permainan, transfer policy atau managerial system disini. Biar itu jadi topiknya orang lain aja, saya masih bodoh soal itu. Sesuai judul saya mau bahas soal ke-kolot-an Liverpool. Liverpool adalah tim masa lalu, banyak yang nyinyir begitu. Fans Liverpool jago ngomong sejarah, buktinya yang dibanggain masa lalu mulu. Piala terakhir yang masuk kabinet di Anfield adalah Carling Cup 2012. Belum terlalu lama memang, tapi itu 'cuma' Carling Cup. Kompetisi kasta ketiga di Inggris. Piala 'kakap' yang terakhir adalah Champions Cup 2005. Nyaris 10 tahun yang lalu alias udah lumayan lama. Sad but true, mereka ada benarnya meskipun tetap ngeselin.

Lalu apa poin yang bisa kita lihat dari sejarah kegemilangan Liverpool? Old-school Liverpool! Liverpool adalah tim tradisional, yang 'kutukan'nya mewajibkan orang2 di dalamnya untuk menerapkan tradisi itu - meskipun jaman sudah berubah - jika mau sukses. Brendan Rodgers sejak awal memahami ini, maka ia pun mengganti poster 'This Is Anfield' di lorong menuju lapangan dengan yang lama.


Tidak cukup dengan itu, Rodgers pun mengganti jaring gawang di Anfield dengan yang berwarna merah.


Apa yang melatarbelakangi ini semua? Ini pernyataan Rodgers: "We're very much in the modern era but I think it's very important to remember the great past of this football club and the 'This Is Anfield' sign (and the red net) is a massive part of that". Tradisi bro!

Terlihat absurd memang tapi itulah faktanya. Sepakbola memang dipenuhi oleh hal-hal absurd seperti ini. Arsenal tak pernah bisa juara EPL sejak pindah ke Emirates Stadium. Prestasi mereka jalan di tempat sebelum akhirnya mereka juara FA Cup tahun lalu. Kenapa? Konon karena 'kualat' pada Highbury, stadion lama mereka yang kini sudah menjadi komplek apartemen. Maka tidak heran banyak yang tidak setuju ketika Liverpool berencana memindahkan stadion ke Stanley Park. Sampai akhirnya FSG (owner) mengalah dan memilih untuk merenovasi Anfield ketimbang harus pindah ke stadion baru. Tradisi lama tetap berjalan meskipun "we're very much in the modern era". Itu fakta.

Lalu apa hubungannya dengan keterpurukan Liverpool sekarang? Brendan Rodgers sudah berusaha mengembalikan Liverpool FC ke tradisi lawasnya. Bahkan gaya bermain tradisional Liverpool 'pass and move' pun sedikit banyak mirip dengan gaya bermain Liverpool racikan Rodgers. Tapi Rodgers tidak menerapkan satu 'old-school' lainnya di kehidupan pribadinya. Dia selingkuh, meninggalkan istrinya untuk wanita lain. Mari kita lihat manager2 hebat yang pernah dimiliki Liverpool. Manager2 yang menghasilkan piala2 'kakap' di masa2 kejayaan Liverpool dulu. Bill Shankly, Bob Paisley, Joe Fagan, Kenny Dalglish, hingga Rafael Benitez. Adakah di antara mereka yang 'nakal' punya selingkuhan? Mereka semua family man. pria yang menikah (saya ulangi; m-e-n-i-k-a-h) hanya dengan satu wanita dan memiliki anak dari wanita tersebut. Kecuali yang sudah meninggal, hingga saat ini mereka masih hidup tentram bersama istri mereka. Brendan Rodgers malah hidup terpisah dengan istrinya sejak awal 2014 dan memilih hidup bersama (belum menikah) dengan wanita lain. Liverpool's old-school sudah dilanggar oleh sang manager.

Satu lagi old-school yang mungkin dilanggar adalah pemilihan Jordan Henderson sebagai wakil kapten. Seperti kita tahu, Henderson belum menikah dengan wanita yang sudah memberinya satu anak, alias kumpul kebo. Dua wakil kapten sebelum Henderson; Jamie Carragher & Daniel Agger, seperti sang kapten Steven Gerrard, adalah pria beristri (menikah) yang punya anak dari istrinya itu. The true family man, as well as Liverpool's great managers.

Manager yang selingkuh dan vice-captain yang kumpul kebo. Dua hal ini cukup untuk mengotori nilai-nilai dalam tradisi Liverpool yang ujung2nya secara real mengurangi nilai di lapangan dan di klasemen. Bisa jadi, 2 hal ini adalah x-factor yang menjadi trending di Liverpool pasca kekalahan Liverpool dari Mancs.


Absurd eh? Mungkin, tapi common values di masyarakat tidak bisa diabaikan. Sampai kapanpun, yang namanya selingkuh dan kumpul kebo itu tidak baik. Fitrah manusia menolak dua hal ini. Agama manapun tidak mengijinkan dua hal ini. Bahkan di komunitas yang agnostic / atheist pun saya yakin mereka tak bisa menerima perselingkuhan walaupun mungkin masih bisa menerima pasangan kumpul kebo, Karena dalam perselingkuhan ada pihak yang tersakiti.

Yes we're very much in the modern era, but the values and the tradition are still there. Kembalilah pada istrimu Brendan, minta maaf padanya dan jangan ulangi lagi. Satu lagi, tolong copot posisi vice-captain dari Henderson. Berikan itu ke Lucas atau Skrtel atau Toure. Kita akan lihat Liverpool kembali menjadi Liverpool. YNWA!

Wednesday, December 3, 2014

Janji Jokowi

Tanggal 20 Oktober 2014 lalu resmi sudah Indonesia punya presiden baru. Ir. H. Joko Widodo dilantik menjadi orang nomor satu di Indonesia, didampingi oleh H. Jusuf Kalla sebagai wakilnya. Sejak 20 Oktober, sudah lumayan banyak hal yg dilakukan rezim baru ini, yang imho sayangnya, lebih banyak mengecewakan. Saya tahu, adalah tidak fair jika kita menilai hasil kerja sebuah pemerintahan yang - saat saya menulis ini - baru 44 hari berkuasa. Pemerintahan Jokowi bukan kumpulan tukang sulap yang bisa mengubah segala sesuatu dalam sekejap. Apalagi dengan kompleksitas permasalahan menahun di Indonesia. Waktu yg pantas diberikan untuk menilai hasil kerja suatu pemerintahan adalah minimal satu tahun. Karena itu, saya ga akan bahas soal hasil kerja pemerintah di blog ini. Let's keep it until October next year. Yang akan saya bahas adalah janji-janji Jokowi yang pernah terucap saat kampanye Pilpres maupun sebelum beliau dilantik jadi RI-1.


Ada 66 janji Jokowi yang dicatat oleh beberapa media. Ini link dari salah satu media yang memberitakan janji-janji tersebut: http://www.voa-islam.com/read/liberalism/2014/09/02/32620/ini-66-janji-manis-jokowi-saat-kampanye-pilresayo-catat-dan-tagih/. Link ini adalah kumpulan link dari setiap janji yang terucap oleh Jokowi. Bukti sah bahwa janji itu pernah terucap dan terekam di media internet. Sekarang bagaimana nasib dari janji-janji tersebut? Saya mencatat paling tidak ada 7 janji yang sudah dilanggar. Mari kita bahas.

1. Tidak ada bagi-bagi kursi untuk partai pendukung http://www.merdeka.com/pemilu-2014/buka-koalisi-tapi-jokowi-tak-janji-bagi-bagi-kursi-menteri.html, yang saat pilpres lalu populer dengan istilah "Koalisi Tanpa Syarat". Faktanya, 14 menteri (41%) berasal dari parpol pendukung Jokowi/JK. Langgar janji yang paling terlihat adalah ketika Jokowi berjanji bahwa Jaksa Agung bukan dari politikus partai http://www.tempo.co/read/news/2014/10/30/063618172/Jokowi-Jamin-Jaksa-Agung-Bukan-Politikus-Partai. Jauh panggang dari api, Jaksa Agung adalah politisi partai NasDem. http://www.tempo.co/read/news/2014/11/20/078623233/Jokowi-Tunjuk-Politikus-NasDem-Jadi-Jaksa-Agung. Dan rupanya Jaksa Agung terpilih ini sudah direkomendasikan sebelumnya oleh Partai NasDem. No wonder.

 

2. Tidak berada di bawah bayang-bayang Megawati http://www.solopos.com/2014/07/22/hasil-pilpres-2014-jokowi-janji-tak-berada-di-bawah-bayang-megawati-521083. Bisa juga berarti 'tidak berada di bawah bayang-bayang siapapun' atau 'bukan Presiden boneka'. Faktanya, http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/09/23/nccg0p-pdip-jokowi-tak-pilih-menteri-yang-tidak-direstui-megawati untuk hal yang menjadi hak prerogatifnya pun Jokowi tak mampu lepas dari bayang-bayang Megawati. Jika dikaitkan dengan pemilihan Jaksa Agung di atas, terlihat jelas bahwa ada 'Master of Puppet' di belakang Jokowi. Majalah Tempo - yang semasa pilpres jelas mendukung Jokowi/JK - edisi akhir November 2014 pun terbit dengan gambar sampul ini:




4. Mendikbud dari anggota PGRI. Ini dijanjikan Jokowi dalam Rapimnas PGRI bulan Juni 2014 lalu http://news.detik.com/read/2014/06/01/231136/2596646/1562/jokowi-pilih-mendikbud-dari-pgri-jika-jadi-presiden. Nyatanya yang jadi Mendikbud kabinet Jokowi tidak pernah jadi anggota PGRI meskipun dia adalah juga praktisi pendidikan. Janji adalah utang, kata orang. Jokowi masih punya utang kepada PGRI.

5. Membangun industri maritim http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/07/22/269595079/Jokowi-Pilih-Pidato-di-Kapal-untuk-Bangun-Maritim. Tapi kok Jokowi malah mau impor 500 - 2500 kapal dari Cina http://m.maritimemagz.com/2014/11/29/impor-kapal-industri-kapal-dalam-negeri-meradang/ ? Padahal kita punya PT. PAL yang salah satu kapal produksinya terbaik di dunia http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/10/15/14083487/Kapal.Buatan.PT.PAL..Terbaik.di.Dunia....haruskah. Serius mau memajukan industri maritim? Kenapa ga dimulai dengan memesan kapal buatan anak bangsa sendiri?

6. Stop impor sapi http://www.tempo.co/read/news/2014/03/29/092566334/Jokowii-Indonesia-Harus-Berani-Stop-Impor-Sapi. Ealah, Jokowi malah mau impor sapi dari Australia. http://www.rmol.co/read/2014/11/25/181089/Pemerintah-Indonesia-Tingkatkan-Impor-Sapi-dari-Australia-. Sebanyak 264 ribu ekor sapi akan diimpor. Lalu bagaimana nasib peternak lokal dan sapi-sapinya?

7. Tidak akan mencabut subsidi BBM http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2064090/terima-dukungan-tukang-ojek-jokowi-janji-tak-cabut-subsidi-bbm yang artinya: tidak ada kenaikan BBM. Tapi janji tinggal janji, tukang ojek gigit jari http://www.republika.co.id/berita/inpicture/nasional-inpicture/14/11/17/nf6xjp-jokowi-umumkan-kenaikan-harga-bbm malah Jokowi sendiri yang mengumumkan kenaikan BBM tanggal 17 November 2014.


Di luar janji-janji kampanye, saat sudah menjadi RI-1 Jokowi juga pernah terbukti inkonsisten. 


Dua kalimat kontradiktif yang diucapkan oleh orang yang sama. Kemungkinannya hanya 2: salah satunya tidak benar atau dua-duanya tidak benar. Karena tidak mungkin dua-duanya benar.


A real man keeps his word. A man without his word is nothing.

Rasulullah saw bersabda, "Ada 4 sifat yang jika seseorang memperlihatkan semua cirinya, dia sepenuhnya munafik. Jika dia punya salah satu ciri maka dia dianggap memiliki unsur seorang munafik. Ciri-ciri itu adalah berkhianat, berdusta, ingkar janji dan memaki lawan jika ada perbedaan pendapat." (HR Bukhari).

Semoga kita terhindar dari sifat-sifat yang disebutkan di atas, اَمِينْ يَارَبَّ الْعَا لَمِيْنَََ