Bismillah

ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‎​​​
Dengan nama ALLAH yg Maha Pengasih Maha Penyayang
In the name of ALLAH the Most Gracious the Most Merciful

Sunday, July 20, 2014

Jelang 22 Juli 2014


9 Juli 2014, hari pencoblosan Pilpres 2014 sudah berlalu. Sekarang kita tinggal menunggu hasil penghitungan KPU tanggal 22 Juli 2014, cuma berjarak 2 hari dari saat saya menulis ini. Namun dari tanggal 9 Juli hingga saat ini bersliweran berita2 di media mengenai klaim2 kemenangan dari kedua kubu. Semakin dekat tanggal 22 Juli semakin panas rasanya suhu di Indonesia tercinta ini. Saya pun mau tidak mau ikut terbawa situasi ini. Kenapa? Karena saya ga golput. Saya milih salah satu capres dan menaruh harapan besar pada beliau untuk memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. Naluriah, saya pengen lihat jagoan saya menang,

I voted for number one. Iya, saya milih Prabowo-Hatta sebagai presiden / wakil presiden Indonesia 2014 - 2019. Hal yang paling mendorong saya untuk memilih beliau adalah karena saya ga mungkin untuk memilih Jokowi (lihat http://noeffe.blogspot.com/2014/05/5-alasan-saya-tidak-akan-memilih-jokowi.html). Pada awalnya itu. Dan saya ga mau golput. Karena pilpres kali ini hanya ada 2 calon, jadilah saya mempelajari capres selain Jokowi, yaitu Prabowo. Cuma dia pilihan tersisa, ga ada lagi. Saya baca berita2 / opini mengenai dia. Saya telusuri rekam jejak dia. Saya juga ikutin berita2 kampanye Prabowo-Hatta dan nonton semua debat capres / cawapres. Saya juga diskusi dengan beberapa saudara / teman terdekat. Maka bulatlah hati saya untuk memilih pasangan no 1.

Jadi saya milih no 1 bukan hanya karena ga suka no 2. Ada alasan2 lain yang mengikuti meskipun alasan2 itu munculnya belakangan. Yang paling mengesankan buat saya adalah prinsip kemandirian bangsa yang dijanjikan oleh Prabowo-Hatta. Juga tekad mereka untuk 'merebut' kembali kekayaan alam Indonesia - yang selama ini dikuasai asing - untuk kemakmuran rakyat Indonesia, seperti tertulis dalam pasal 33 UUD 45. Dua hal yang selama ini hanya jadi mimpi kita semua. Dua hal yang tidak mampu diwujudkan oleh para pemimpin kita selama ini. Memang tidak ada jaminan bahwa Prabowo-Hatta akan mampu mewujudkan ini jika mereka terpilih, tapi setidaknya mereka bisa menjelaskan langkah2 yang akan diambil untuk mewujudkan ini. Mereka punya grand design, ga sekedar janji manis di mulut.

Namun, niat baik Prabowo-Hatta terhadap bangsa ini nampaknya harus menemui jalan terjal atau malah tembok tebal. Berbagai kepentingan yang selama ini menguasai perekonomian dan kekayaan Indonesia tampaknya ga ikhlas untuk melepas 'gula' yang puluhan tahun sudah mereka nikmati. Mereka berkumpul di seberang Prabowo-Hatta. Mereka melakukan segala cara untuk mencegah Prabowo-Hatta berkuasa di negeri ini. Penggiringan opini dari yang halus sampai kasar / intimidasi / provokasi / pembohongan publik..... ah, segala cara lah pokoknya. Dalam hitungan normal, harusnya Prabowo-Hatta menang dalam pilpres ini. Namun kondisi situasi menjelang tgl 22 Juli ini semakin ga normal. Di hati saya masih ada sedikit optimis, namun jujur, keraguan menempati bagian terbesar di sana. Iya, saya ragu Prabowo-Hatta akan menang dalam pilpres kali ini :'(.

Jika memang Prabowo-Hatta ditakdirkan kalah, well, life goes on. Saya tetap kerja mencari nafkah seperti biasa, istri saya juga tetap menjadi ratu di rumah & madrasah bagi anak2 saya seperti biasa, anak2 saya juga sekolah seperti biasa. Segala hal yang berkaitan dengan negara / kebijakan pemerintah / perekonomian / keamanan negara / batas wilayah biarlah itu jadi tanggung jawab Jokowi-JK dan pemilih mereka. Ya dong, pemilih bertanggung jawab atas pilihan mereka. Dunia akhirat.

Btw, saya memang ga suka Jokowi. Ga ikhlas rasanya melihat Indonesia dipimpin oleh orang dengan track record, kapabilitas dan penampilan seperti dia. Namun sontak saya ingat firman اللّه ini,

"... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al-Baqarah 216)

Saya juga dihantui oleh 'kengerian2' terhadap orang2 di sekeliling Jokowi dan hal2 yang akan mereka lakukan jika Jokowi berkuasa, namun lagi2 saya ingat ayat اللّه ini,

"Mereka itu membuat tipu daya, dan اللّه membalas tipu daya mereka itu. Dan اللّه sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS Ali Imran 54)

Ah, dua ayat ini sangat menenangkan. Dua ayat ini yang menjadikan saya siap untuk menerima jika Prabowo-Hatta dinyatakan kalah. Sebagaimana pak Prabowo pernah bilang "Tuhan ga tidur" jadi saya pasrahkan urusan bangsa ini kepada اللّه, karena semua kejadian di dunia seisinya ini adalah takdirNYA, termasuk hasil pilpres nanti.

"Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS Ali Imran 26)

اَمِينْ يَارَبَّ الْعَا لَمِيْنَََ



Saturday, July 19, 2014

Apa yang tidak anda lihat di media tentang Gaza? – Wawancara dengan Dubes Palestina, Fariz Mehdawi

Di tengah ramainya pembicaraan dan perhatian dunia pada peristiwa yang terjadi di Gaza, saya berkesempatan untuk mewawancarai Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Fariz N. Mehdawi di Kedutaan Palestina di Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 Juli 2014 dalam bahasa inggris. Berikut adalah terjemahan lengkap dari wawancara yang berdurasi 24 menit tersebut.
Pertanyaan yang saya ajukan akan diawali dengan huruf T, dan jawaban Duta Besar akan ditandai dengan huruf J.
Semoga berguna.

——————————————-
T:
Duta besar, terima kasih atas waktu anda. Pertama saya ucapkan turut prihatin atas kondisi yang terjadi di Gaza saat ini, yang harapannya akan segera membaik. Pertanyaan saya adalah, media tidak selalu dapat menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi disana. Apa kondisi Gaza yang tidak kita lihat di media?
J:
Yang tidak kita lihat, orang selalu tertarik dengan angka. Kita sudah berhitung berapa angka martir disana. Sudah lebih dari 200 orang, dan bangunan yang hancur juga sudah mencapai 200 lebih, lebih dari 5000 warga tidak bisa tidur tadi malam. Ada lebih dari 1000 orang terluka, jauh melebihi kemampuan fasilitas kesehatan kita. Masalahnya dengan kamera adalah, tidak mampu menunjukkan bagaimana gambaran besarnya. Contohnya, menggambarkan Gaza. Gaza hanyalah sebidang tanah kecil. Lebar 10km dan panjangnya 35km. Jadi, hanya sekitar 350 kilometer persegi, jauh lebih kecil dari Jakarta, itulah Gaza. Saat dimasuki 45.000 pasukan Israel, yang menguasai darat, laut, dan udara, ditambah lagi 2 ribu pesawat tempur F-16 atau F-17 menjatuhkan bom di daerah kecil dengan penduduk 1,8 juta, maka dimanapun bom itu dijatuhkan, pasti warga yang jadi korban.
Seperti anda ingin memukul seseorang yang botak, dimanapun anda memukulnya, pasti akan mengenai kulit kepalanya.
Lalu, kondisi ini dibuat seakan terlihat seperti ada perang antara dua pasukan yang seimbang. Bukan itu keadaannya. Di Gaza, yang ada hanyalah penduduk sipil. Kita tidak ada tentara. Kita bahkan hampir tidak memiliki pasukan kepolisian untuk keamanan internal.  Kami tidak memiliki pasukan yang bisa bertempur melawan tank dan persenjataan berat dari pasukan Israel, pasukan terbesar dan terbaik ke-4 dunia. Bagaimana kami di Gaza bisa bertempur melawan pasukan sebesar itu? Jadi menunjukkan bahwa yang terjadi di Gaza adalah perang, itu tidak adil. Ini adalah pembantaian oleh pasukan yang sangat canggih dari negara Israel, melawan populasi sipil, yang bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya. Tidak ada cukup air di Gaza, pasokan listrik tidak memadai, bahkan warganya tidak bebas untuk keluar masuk dari Tepi Barat ke Gaza. Mereka semua hidup dalam kondisi yang sangat berat, ditambah lagi aksi militer.
Kemarin saya berbicara dengan mereka di telepon, dan mereka bilang mereka bahkan tidak bisa tidur. Karena serangan udara ini tidak berhenti. Mereka bilang rumah mereka seperti terkena gempa bumi, barang-barang berserakan, benda kaca pecah di lantai, meskipun bom tidak mengenai rumah mereka. Tragedi kemanusiaannya adalah mereka tidak punya pasokan makanan dan air yang mencukupi. Kehidupan keseharian mereka terhenti selama seminggu penuh. Kamera tidak bisa menangkap ini, media tidak bisa menangkap ini. Karena ini membuat seluruh warga Gaza hidup dibawah belas kasihan siapapun yang datang untuk membantu.
T:
Kita sepertinya hanya mendengar Gaza saat serangan seperti ini terjadi, di saat lain, seakan jadi tidak penting lagi. Anda bisa berikan gambaran bagaimana hidup dalam keseharian di Gaza?
J:
Sayangnya, seluruh dunia memperlakukan Gaza dengan tidak adil. Salah satunya adalah dengan menggambarkan Gaza sebagai tanahnya Hamas. Dimana penuh dengan teroris, tentara sipil, roket, bangsa yang ingin menghancurkan bangsa Yahudi dan membinasakan Israel, ini semua gambaran yang diberikan tentang Gaza.  Sayangnya, beberapa Negara menganggap ini benar, dan menyebarkannya demikian. Hamas hanyalah sebuah organisasi politis yang memenangkan sebuah pemilu di tahun 2006. Selain Hamas, ada 13 organisasi politik lain di Gaza. Merekapun punya sistim militia sendiri, tapi bukan tentara professional. Seluruh Gaza sudah dikuasai, kita tidak memiliki perdagangan dengan bagian dunia manapun. Kita tidak punya pelabuhan, ataupun lapangan terbang. Kita hanya memiliki perbatasan Rafah, dan terowongan bawah tanah. Jadi bayangkan, dari mana pula kami bisa mendapatkan persenjataan militer yang canggih? Tidak ada. Yang mungkin ada hanyalah persenjataan lokal yang sederhana, dan sangat primitif. Tidak bisa membunuh atau melukai siapapun. Kami akui, terkadang kami menembak kearah mereka, tapi itu murni untuk membela diri. Mana mungkin warga Gaza mau bunuh diri dan menerima keadaan yang buruk tanpa mencoba melawan, tentu ada perlawanan, tapi apakah sebanding dengan apa yang akan diterima? Tentu saja tidak. Kami hanya mencoba membela diri, dengan cara apapun yang tersedia.
Jadi kekuatan dari kedua pihak dalam konflik ini tidak seimbang. Tidak adil bila masyarakat berpikir kondisi ini seperti Afghanistan, atau pihak apapun, yang ingin membahayakan Israel. Bagaimana mungkin kami mau membahayakan Israel? Listrik yang kami butuhkan datangnya dari Israel. Obat-obatan yang kami butuhkan, datangnya dari Israel. Makanan yang kami beli untuk Gaza juga datang dari Israel. Bagaimana mungkin kami ingin membahayakan Israel? Sudah berapa orang yang terbunuh dalam 5 tahun terakhir? Tidak ada alasan.
Biar saya mundur sedikit, latar belakang dari agresi ini adalah kegagalan dari proses pendamaian. Semua tahu bahwa otoritas Palestina selama ini mencoba melakukan pembicaraan damai dengan Israel untuk menyepakati pendamaian yang permanen. Karena inti dari konflik ini adalah okupansi militer yang dilakukan oleh Israel sejak 1967. Seluruh dunia mengatakan bahwa solusinya adalah menciptakan 2 negara yang hidup damai bersebelahan. Ada beberapa kendala, pertama adalah dimana batas negaranya? Kami mengatakan batas negaranya mengikuti kondisi tahun 1967, sebelum Israel mengokupansi wilayahnya. Menurut batasan ini, Palestina adalah Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem. Itu basis fundamental dari kesepakatan damai, namun meski diterima seluruh dunia, Israel menolak mengakui batasan ini.
Pak (John) Kerry sudah memberikan dukungan luar biasa, dengan negosiasi berkelanjutan selama 9 bulan, tapi tidak ditemukan kesepakatan.  Sementara itu, Israel terus membangun permukiman di Tepi Barat. Ini sebenarnya tujuan utama Israel. Tujuan utama Israel bukan di Gaza, tapi membangun permukiman di Jerusalem dan di Tepi Barat. Jadi mereka ingin mengalihkan seluruh perhatian dunia ke Gaza, daripada membicarakan apa tentang pembangunan permukiman mereka di tanah yang dirampas di Tepi Barat. Jadi, selama pendudukan ini terus terjadi, lingkaran kekerasan akan terus berulang. Mengapa mereka menyerang Gaza? Karena kita juga telah mencapai rekonsiliasi damai antara Hamas dan Fatah, kini, tidak ada pemisahan lagi di Palestina. Hanya ada 1 pemerintahan, 1 presiden, dan 1 institusi di Palestina, beserta berbagai partai politik, yang akan bersiap menghadapi pemilihan umum pada Januari untuk memilih anggota parlemen dan presiden. Kami mulai bersatu, dan ini yang tidak diterima oleh Israel, mereka ingin menyerang Gaza, dan mencoba menganggap Hamas berbeda sendiri , menciptakan perang antara Israel dan Hamas saja. Ini adalah perang antara pasukan Israel melawan seluruh Palestina, bukan hanya Hamas, dan bukan hanya Gaza.
T:
Masyarakat Indonesia sangat terdorong untuk membantu rakyat Palestina. Ada yang memberikan uang mereka, ada yang memberikan doa, ada yang ingin datang dan membantu perjuangan disana. Apa saran anda bagi mereka?
J:
Saya sangat merasa terharu dengan perhatian yang diberikan oleh rakyat Indonesia, siapapun mereka. Pria, wanita, siapapun, ini sangat penting bagi kami. Seperti yang sudah saya katakan, ini bukan konflik militer, maka dukungan Indonesia disini mungkin sebaiknya berbentuk dukungan politis dan kemanusiaan. Ini juga yang telah selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki posisi penting dalam kancah perpolitikan dunia untuk berperan dan bersuara untuk membantu posisi kami. Ini juga telah dilakukan. Sekedar mengingatkan, saat kami mengajukan keanggotaan di PBB, Pak Marty Natalegawa, selaku Menteri Luar Negeri, dengan perintah dari Presiden Yudhoyono, datang sendiri ke New York untuk mendukung draf resolusi yang berisi permintaan keanggotaan kami. Ini adalah bantuan yang sangat besar, karena disitu Indonesia sekaligus mewakili 56 negara lain, yang sebagian besar diantaranya adalah negara Non-Blok dan negara Muslim, jadi Indonesia bisa membantu dengan memobilisasi dukungan di negara –negara ASEAN secara politis maupun diplomatis.
Indonesia juga bisa mendukung melalui OIC, dimana Indonesia juga punya pengaruh besar di organisasi berpenduduk muslim. Indonesia juga berpengaruh di Kelompok Negara G-77 dan negara-negara Non-Blok. Di tiga kelompok ini, Indonesia sudah berperan, dan kita pun berkoordinasi penuh di New York, Jeddah, dan lainnya. Itu faktanya. Baru dua bulan lalu, Indonesia membentuk konferensi bernama CEAPAD, yaitu konferensi  negara-negara Asia Timur untuk pembangunan Palestina. Pembangunan Palestina adalah suatu proses yang panjang, dimana negara-negara tadi telah mendeklarasikan dukungan mereka untuk membangun institusi dan ekonomi kami. Kami telah mengadakan Expo Palestina pertama di Borobudur, dimana kami mulai bisa merencanakan untuk mengekspor komoditas kami, khususnya dalam bidang agrikultur, dan produk industri lain untuk memasuki pasar Indonesia.
T:
Jadi bantuan politis sudah memadai?
J:
Begitu besar bantuan politis, ekonomi, dan kemanusiaan. Baru kemarin kabinet memutuskan untuk mengirimkan bantuan tunai sebesar 1 juta dolar untuk pasokan medis yang akan disiapkan oleh Kimia Farma. Ini sangat penting. Tidak hanya jumlah uangnya, tapi bahwa ini berasal dari masyarakat Indonesia. Bayangkan, betapa besar dampaknya saat obat-obatan tersebut tiba di Gaza, dan mereka menyadari bahwa obat-obatan itu datang dari Jakarta yang 14 ribu kilometer jauhnya, bayangkan sokongan moral yang didapatkan oleh warga kami, bahwa mereka tidak sendirian. Kekuatan kami datang dari bantuan dan dukungan yang kami dapat dari warga biasa di Indonesia, dan ini sangat besar. Kami sangat tersentuh dengan mereka yang berikan dukungan melalui facebook, mereka yang datang ke kedutaan, yang menelepon karena ingin menyumbangkan uangnya, kepada mereka semua saya katakan bahwa mereka bisa koordinasikan bantuan apapun melalui kedutaan. Mereka bisa menelepon kami kapanpun mereka mau.
Kami juga memiliki gerakan Persahabatan Indonesia – Palestina yang  diketuai seseorang yang sangat dihormati, Bapak Profesor Din Syamsuddin,  yang mengepalai Muhammadiyah. Selama bertahun-tahun dia dipercaya untuk membantu mengirimkan bantuan kemanusiaan. Sebagian besar kebutuhan pangan, dan obat-obatan, melalui organisasi internasional, melalui system dalam PBB, melalui UNRWA, badan pemberi bantuan yang paling berperan bagi masyarakat Gaza dalam membagikan bantuan. Mereka adalah organisasi yang sangat transparan, akuntabel, dan dapat diandalkan. Karena terus terang, diluar itu, kita tidak bisa benar-benar yakin. Kita tidak bisa benar-benar yakin bahwa bantuan sampai ke tangan yang tepat.
T:
Saluran bantuan yang tidak terorganisir dengan baik seperti itu, apa pendapat anda tentang mereka?
J:
Situasi di Gaza sangat unik. Perbatasan antara Mesir dan Gaza tidak selalu bebas untuk dilalui. Kita harus terus mengorganisir bantuan-bantuan ini agar bisa masuk ke Gaza tepat waktu dan sesuai prioritas. Karena kebutuhan selalu berbeda-beda. Hari ini contohnya, kita baru mendapat kabar dari Menteri Kesehatan kami tentang kondisi terakhir di Gaza, dan obat apa yang dibutuhkan saat ini. Kita selalu membutuhkan obat-obatan, tapi tidak sembarang obat-obatan, tapi obat-obatan yang memang dibutuhkan, dan pasokannya sudah menipis. Kondisinya saat ini, ada 1000 korban luka dalam sehari, ini jauh diatas kemampuan kami. Itu sebabnya kami harus mengevakuasi beberapa diantaranya ke Mesir, untuk mendapatkan perawatan yang layak. Jadi saya sarankan bagi teman-teman kami di Indonesia, berbaik hati lah pada saudara-saudarimu di Palestina. Berdoalah bagi mereka apabila memungkinkan. Kalau mampu, akan baik sekali bila bisa menyumbangkan sesuatu, melalui jalur-jalur yang saya katakan tadi. Kami juga terus membutuhkan dukungan moralmu dengan mengangkat suara dalam masyarakat, dalam demonstrasi damai, biar dunia tahu bahwa Indonesia tidak menyetujui agresi ini, dan bahwa sampai saat ini tidak menerima pendudukan militer dimanapun.
Sejak jaman Soekarno, hingga saat ini, Indonesia selalu mendukung kami. Kenapa? Karena ini adalah permasalahan keadilan. Ini bukan masalah konflik agama, bukan masalah perselisihan batas wilayah dua negara. Ini masalah nasionalisasi, kemerdekaan, dan keadilan. Ini mengapa kita dalam konsensus dengan Indonesia. Seluruh Indonesia, seluruh partai politik di Indonesia setuju, alhamdullilah. Baik itu Muslim, Kristen, Buddha, semua di Indonesia mendukung Palestina. Saya bisa katakan, banyak sekali umat Kristen yang ingin membantu kami. Ada cara lain juga untuk membantu kami, yaitu dengan berinteraksi dan bekerja sama dengan kami. Berinteraksilah dengan kami dalam perdagangan, dalam pendidikan, dalam pariwisata. Tahun lalu saja ada 50 ribu warga Indonesia yang berangkat ke Palestina. Mereka berkunjung ke Jerusalem, berkunjung ke Bethlehem, dan Hebron. Kami  ingin melihat angka ini bertumbuh, ini membantu ekonomi kami, sekaligus membuat mereka mengenal langsung bagaimana situasi yang sebenarnya disana. Saya juga ingin mengajak media untuk melihat langsung ke lokasi, karena mengalaminya langsung berbeda dengan mendengarnya dari orang lain.
T:
Jadi Gaza membutuhkan bantuan, tapi pastikan disalurkan melalui saluran yang tepat, itu pesan anda?
J:
Mohon lakukan itu. Pemerintah Indonesia juga akan dengan senang hati menyalurkan bantuan ini. Kami pun dari kedutaan siap untuk membantu menyalurkan bantuan yang ingin anda sampaikan. Gerakan Persahabatan Indonesia – Palestina yang dikepalai pak Din Syamsuddin juga sudah bekerja dengan sangat baik dalam menyalurkan bantuan. Saya bisa sarankan ke-3 saluran ini. Namun bila melalui saluran lain, saya tidak bisa berkomentar, tapi saya pun tidak dapat menjamin bantuan tersebut akan tiba ke tangan yang tepat. Tentu saja ada saluran lain, ada organisasi kesehatan lain jgua, seperti Mer-C yang membangun Rumah Sakit, mungkin sekarang sudah selesai, meski merupakan proyek lama. Tapi saluran-saluran seperti itu, baik dari pemerintah, maupun Internasional sangat transparan dan akuntabel, sehingga siapapun yang ingin menyumbang, mereka akan pastikan sumbangan itu sampai kepada mereka yang membutuhkan.
T:
Satu hal lagi: Banyak warga Indonesia yang berpikir ini perang antara dua agama. Mungkin anda bisa meluruskan apakah ini perang antar agama, atau penjajahan wilayah?
J:
Dalam politik, seorang politisi akan menggunakan isu agama. Bahkan terkadang saat pemilu, isu agama akan dibawa-bawa. Jadi anda bisa bayangkan. Saat gerakan zionis memulai proyek pembentukan wilayah Israel, mereka menggunakan isu agama dengan mengatakan adanya kerajaan bagi bangsa Yahudi 3000 tahun lalu. Ini cara gerakan zionis yang sebenarnya sekuler, membawa isu agama untuk meyakinkan bangsa Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina. Di Palestina hanya ada 30 ribu warga Yahudi saat deklarasi Balfour dicanangkan. Ini proyek kolonial yang tanpa bantuan Inggris, mungkin kita tidak akan pernah melihat adanya negara Israel di Palestina. Mereka berpikir untuk membangun permukiman Yahudi di Palestina karena adanya gerakan anti-semit di Eropa, bukan karena ada gerakan anti-semit di Timur Tengah, Negara Arab, atau Negara Muslim. Jadi ada dimensi agama dalam gerakan politis bernama zionis. Tapi konflik yang terjadi sekarang adalah antara pihak yang menjajah dengan yang terjajah. Ini proyek kolonialisasi yang harus berakhir. Itu sebabnya kami meminta nasionalisasi dan kemerdekaan.
Persis seperti yang terjadi di Indonesia. Apa yang terjadi di Indonesia bukanlah perang antara Kristen Belanda dengan Muslim Indonesia, tapi upaya kolonialisasi dari sebuah negara. Begitu perang ini berakhir, hubungan kalian pun kini sangat baik satu sama lain. Itulah yang kita bicarakan. Kalau pendudukan ini berakhir besok, maka kami menawarkan solusi dua negara dijalankan. Apa maksudnya? Bahwa Palestina akan hidup berdampingan dengan Israel. Kedua negara ini harus memperbaiki hubungan dengan saling mengakui keberadaan satu sama lain. Inilah yang dikatakan negara-negara Arab, bahwa apabila ini berhasil dilakukan, maka Israel akan memiliki hubungan diplomatik yang normal dengan semua negara tetangganya. Bahkan OIC sudah mengatakan hal yang sama, juga Indonesia. Apabila besok sebuah negara yang berdaulat dan merdeka berdiri di Palestina, maka tidak akan ada masalah antara Indonesia dan Israel sama sekali. Jadi dimana pula dimensi agama dalam masalah ini?
Apabila seluruh masyarakat muslim di dunia melawan Israel, maka Israel sudah lenyap dari muka bumi. Ada 1,5 Milyar warga muslim di seluruh dunia, jadi justru warga muslim tidak melihatnya dari dimensi agama. Tapi tentu saja setiap umat muslim berhak marah saat Palestina terusik. Karena situs suci agama islam terletak disini dibawah pendudukan. Umat muslim takkan membiarkan masjid Al Aqsa dibawah pendudukan. Ini adalah qiblat pertama bagi umat muslim, bahkan sebelum Mekkah. Ada Al Haram Ibrahimi di Hebron, ini situs Abraham. Ini adalah situs suci yang dimiliki oleh setiap muslim, termasuk di Indonesia. Jadi setiap ada serangan atas Palestina dan situs ini oleh Israel, tentu berdampak pada semua muslim di seluruh dunia. Saya ingatkan, satu fakta. OIC, yang merupakan Konferensi Negara Islam, dibentuk karena ada 1 atau 2 warga Israel yang menyebabkan kebakaran di masjid Al Aqsa, ini membakar perasaan seluruh umat muslim, hingga mendorong dibentuknya OIC. Jadi bayangkan betapa pentingnya ini bagi umat muslim.
Israel selalu mengatakan bahwa Jerusalem adalah ibukota abadi Israel. Ini artinya mereka mengabaikan hak umat muslim, karena Jerusalem pun diduduki oleh mereka. Itu juga yang membuatnya seperti memiliki dimensi agama. Bangsa Israel yang ingin membuatnya terlihat seperti konflik antara muslim dan yahudi, sehingga mereka bisa menyertakan dunia barat untuk mendukung mereka. Mereka bisa membawa Eropa dan Amerika Serikat untuk mendukung mereka. Sehingga ini seakan menjadi konflik antara mereka dan kita. Antara dunia barat dan segala idealismenya, melawan umat islam yang primitif, oriental, dan teroris. Itu sebenarnya agenda Israel untuk memposisikan konflik ini. Bagi kami, bukan itu. Kami mencari dukungan. Lihat siapa yang mendukung Palestina. Apakah hanya negara muslim? Tidak. Lihat di PBB, lihat Vatikan, Sri Paus ada di Palestina, dan tidak ke Israel. Dia berangkat dari Amman, lalu terbang dengan helikopter ke Bethlehem.  Ia tidak menganggap Bethlehem sebagai bagian dari Israel. Jadi ini posisi dari Sri Paus, dan gereja Katolik, bagaimana pula ini hanya menjadi masalah bagi umat muslim?
T:
Tapi perbincangan panjang ini juga menunjukkan, saat isu agama yang dibawa, fokus masyarakat beralih dari apa yang sebenarnya terjadi di Tepi Barat?
J:
Tepat sekali. Mereka ingin membuat konteks konflik ini sangat terbatas, bahwa masalah mereka hanyalah Gaza, dengan sebuah organisasi bernama Hamas. Baik, pertanyaannya begini: Hamas dibentuk tahun 1989, lalu mengapa Israel telah menduduki Palestina sejak 1948? Lalu apa alasan mereka pada saat itu?
T:
Terima kasih atas waktu anda, pak Mehdawi.
—————————————————
Bagi pembaca yang mungkin tertarik membantu warga Palestina dengan dana, atau bentuk lainnya, namun khawatir dananya disalahgunakan, bisa bertanya langsung ke kedutaan Palestina di nomor telp: 021-3145444agar bisa disalurkan ke yayasan dan lembaga yang pasti menjamin dana tiba di tangan warga Palestina yang membutuhkan.
Thanks for reading.
20140714_172822
Fariz N. Mehdawi, Dubes Palestina